Jumat, 08 Februari 2013

Tentang Baca Buku

Sudah cukup lama aku gak baca buku sastra, dan dahaga itu terasa terpuaskan saat membaca untaian kata2 pada novel Amba dari Laksmi Pamuntjak.

Ada rasa sedap di hati saat membacanya. Ini aku tuliskan lagi seuntaian kalimat yg sebetulnya hanya menerangkan soal hujan, supaya dapat juga teman2 merasakan  keajaiban kata2 di novel tersebut :

"Hujan mengguyur hijau dan aspal. Ranting dan daun terbungkuk-bungkuk seperti sepasukan budak. Luka dan nganga pada pohon dan bebatuan seolah lenyap di balik cadar siluman, dan hal-hal kecil, seperti lumut ganggang tanah dan kerikil, tergulung arus menuju desa lain, bungkam, hancur, seperti kisah murung orang-orang tak bernama. Segalanya terasa berat dan sedikit bengis. Aneh, memang : selalu ada yang membuat terlena dan tak berdaya pada hujan, pada rintik dan aromanya, pada bunyi dan melankolinya, pada caranya yang pelan sekaligus brutal dalam memetik kenangan yang tak diinginkan".

Heran juga aku dengan kekuatan kata2. Wong cuman ngomongin hujan aja kok yaaa.... bisa2nya  membuat kalimat yang demikian panjang dan ajaib. Memang itu cerita tentang hujan di pulau Buru. Tapi hujan dimana-mana sama aja, kan !

 Ini ada lagi :

"Suara jangkrik dan katak : magrib. Langit biru besi"

 Atau ini :

"Suara putih," katanya, "adalah malam. Bukan matahari yang membimbing kita ke putih, tapi cahaya bulan pada batu."

 Buku cerita tentang Amba dan Bhisma ini, dengan latar belakang peristiwa G30S PKI,  diceritakan dengan gaya narasi yang bolak balik, dari tahun sekian ke tahun sekian di depannya trus balik lagi ke sekian tahun yang lalu, namun sungguh enggak mengganggu keasyikan membacanya.  Gaya bahasanya sungguh memikat. Kalopun ada yang sedikit membuatku sedikit mengerenyit adalah ketika Amba dan adiknya Ambalika mendiskusikan soal “begituan” di umur mereka sekitar 10-12 tahun.  Bukan soal isi diskusi “begituan”nya tapi logikanya, apa iya anak seumur segitu sudah faham soal “begituan”. Apa karena sejak sedari kecil mereka (terutama Amba) sudah membaca “Serat Centhini” alias Suluk Tambangraras ?  Aku sendiri membaca buku Serat Centhini terjemahan (artinya dalam bahasa Indonesia) belum lama ini. Mungkin sebuah buku terjemahan kurang mampu untuk menggambarkan metamorfosa di dalam bahasa aslinya, tapi ya lumayan aja lah setidaknya aku sedikit tau soal buku olah asmara itu.  Amba ini hanya menyebut soal Serat Centhini namun gak ada penggambaran yang kasar soal hubungan badan di buku ini.  Yang ada hanya cerita tentang rasa cinta yang begitu kuat antara Amba dan Bhisma, dan segitiganya dengan Salwa, tentang nasib, tentang perjalanan hidup manusia.

Amba  sudah tandas  kubaca pada akhir pekan ini. Memang akhir pekan dan hari libur bagiku adalah hari santai, hari membaca buku dan hari belanja mingguan (keperluan rumah untuk seminggu), juga hari untuk mandi di siang hari - gak harus mandi di saat subuh seperti hari biasa-.  Di luar sana, Jakarta dan sekitarnya  banjir belum menyurut benar. Dan kesedihan menyergap saat mendengar berita di teve tentang dua orang yang akhirnya ditemukan meninggal di basement sebuah kantor di jalan utama ibukota. Kasihan. Koran minggu menampilkan foto-foto mengenai anak-anak (dan juga orang tua) yang "bergembira" bermain di air banjir.  Orang2 memang punya mekanisme pertahanan diri saat terkena musibah.  Salah satunya adalah dengan bergembira ( dan membuat humor,  menertawakan musibah itu, menertawakan diri sendiri). Semoga mereka tidak terkena leptospirosis - penyakit yang disebabkan oleh kotoran hewan seperti tikus -  belum lagi penyakit gatal-gatal dan mencret, yang biasa terjangkit saat banjir menerjang.

E-mail dan bbm grup di saat ini isinya hampir seragam : ajakan mengumpulkan dana dan barang2 untuk para korban banjir. Belum semua daerah mendapat bantuan. Distribusi tidak merata. Mudah2an para pengirim bantuan itu tidak  semua seperti partai politik yang mejeng di depan kamera teve dan memasang poster gede2  segede gambreng, dengan bantuan yang enggak seberapa. 

Hujan belum turun sedari pagi, tapi langit tampak mendung. aku berusaha mencari kata lain mengenai mendung, tapi gak ketemu, dan terngiang kata ajaib di novel Amba : "langit biru besi".

Jakarta, 20 Januari 2013

Salam,
Nuning

1 komentar:

eboneeoats mengatakan...

Pragmatic Play announces new live dealer game - JamBase
Pragmatic Play, the 동해 출장안마 leading content provider to the gaming 양주 출장마사지 industry, today announced 남원 출장안마 a new 사천 출장안마 live 화성 출장안마 dealer version of its popular Live Casino games called